Kediri (madu.tv)—Pemakaian masker yang tepat menjadi cara efektif untuk mencegah dan menekan penyebaran virus covid-19. Untuk itulah, gerakan _launching_ 26 juta masker dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal ini mengingat Provinsi Jawa Timur menyumbang kasus terkonfirmasi positif covid-19 paling banyak se-Indonesia. Gerakan nasional Indonesia bermasker ini merupakan program Pemerintah Pusat yang dicanangkan oleh Kementrian Dalam Negeri. _Launching_ gerakan 26 juta masker se-Provinsi Jawa Timur ini diselenggarakan di secara virtual dan diikuti oleh 38 kepala daerah beserta Ketua TP PKK kabupaten maupun kota di Provinsi Jawa Timur, Jumat (7/8).
Sebelum me_launching_ gerakan 26 juta masker se-Provinsi Jawa Timur, Menteri Dalam Negeri Tito karnavian menyampaikan terima kasih atas sambutan yang hangat. Seperti biasa, Jawa Timur sangat ramah dan sangat antusias ketika ada kegiatan-kegiatan yang disampaikan dari pusat, termasuk dari Kemendagri. “Memang acara ini diluar dugaan kami. Ini berawal dari awal juli lalu saya menyampaikan kepada beberapa kepala daerah.
Kita sudah tahu mengalami selama bulan maret, april, mei juni, juli awalnya kita gagap dengan covid-19 ini seperti apa menghadapinya, bagaimana penularannya, konsep yang tepat seperti apa belum lagi dampak sosial ekonominya. Tapi perlahan kita bisa mencari format dan setelah mencari format, perlu ada langkah pencegahan, perlu ada langkah untuk menjaga agar tidak terjadi efek domino yang terlalu dalam terhadap ekonomi dan keuangan,” terangnya.
Menteri Dalam Negeri juga mengungkapkan, menurut sebuah penelitian memakai masker yang tepat dapat dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran covid-19. “Saya baca di penelitian Jerman, kalau semua masyarakat pakai masker kurvanya turun 50%. Ketika orang pakai masker dengan cara yang benar kurvanya turun. Nah persoalannya bagaimana agar membuat orang pakai masker ini tantangan tersendiri.
Bicara tentang provinsi Jawa Timur, sebesar negara korea, delapan kali negara Singapura penduduknya, maka tidak mudah. Membuat suatu kebijakan yang merubah perilaku di masyarakat juga tidak mudah. Yang diperlukan adalah kesungguhan pemerintah pusat maksimal di daerah semua juga harus maksimal. Baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota,” ajaknya.
Dilanjutkan pula, ada beberapa tantangan yang harus dilakukan diantaranya memastikan jumlah masker yang dibagikan, mengeksekusinya supaya dapat tersampaikan di masyarakat yang memerlukan dan bagaimana untuk memberikan sosialisai kepada masyarakat tentang pentingnya bermasker.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Tri Tito Karnavian mengatakan, Ini adalah tindak lanjut perintah dari Presiden Joko Widodo bahwa Tim Penggerak PKK harus ikut serta berperan membagikan masker dari pintu ke pintu.
“Kebetulan perintah tersebut kita dimudahkan dengan adanya gerakan sejuta masker tiap-tiap daerah yang dicanangkan oleh Bapak Mendagri kemarin sehingga Tim Penggerak PKK sangat mudah sekarang. Hanya menyediakan tenaga, pikiran dan juga waktunya untuk melakukan gerakan pembagian masker _door to door_ ini.
Namun tentunya kita tetap memperhatikan protokol kesehatan bagaimana kita selalu memakai masker yang benar karena banyak sekali gaya orang memakai masker yang kadang-kadang tidak sesuai aturan. Mudah-mudahan Tim Penggerak PKK nanti yang ada di lapangan benar-benar mengetahui bagaimana memakai masker yang benar. Selain itu juga, bagaimana menjaga jarak dan sering-sering mencuci tangan,” ujarnya.
Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Tri Tito Karnavian menambahkan, PKK merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sangat berpengalaman dalam bidang sosial, bahkan PBB pun sudah memberikan penghargaan. “PKK usianya 48 tahun, tapi sebenarnya sudah dicanangkan sejak 63 tahun yang lalu. Sehingga LSM PKK ini sudah sangat pengalaman dalam bergerak di bidang sosial khususnya sampai ke pedesaan. Karena itu PBB sendiri sudah memberikan penghargaan kepada organisasi Tim Penggerak PKK ini dimana diakui sebagai LSM yang terbesar di dunia yang mempunyai jaringan sampai ke desa-desa.
Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi Bapak Presiden dan pemerintah daerah yang mau bekerjasama dengan PKK khususnya pada saat pandemi ini untuk membagikan masker dari pintu ke pintu. Kami harap Tim Penggerak PKK nanti mengikutsertakan komunitas ataupun potensi-potensi di daerahnya yang bisa membantu pembagian masker ini,” pungkasnya.
Sebagai tuan rumah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa tercatat sampai dengan kemarin ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan untuk seluruh elemen baik warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur. Adapun rinciannya dari kabupaten Malang menyiapkan 2 juta masker, Kota Malang 1,5 juta masker. “Kami bikin grup bupati walikota, saya kemudian tanya masing-masing bisa menyiapkan rata-rata khusus untuk program ini adalah 500 ribu. Kemudian Pemprov 4,5 juta jadi total menjadi 26 juta masker yang kita akan siapkan setelah nanti diluncurkan oleh Pak Menteri siang hari ini.
Yang ada disini harus sehat. Kita lindungi diri kita dengan menggunakan masker. Orang-orang yang bersama kita juga harus terlindungi dengan menggunakan masker. Kita tidak boleh menularkan dan kita juga jangan sampai tertular,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Timur juga menyampaikan perkembangan terbaru covid-19 per pukul 16.00 dimana pasien yang sembuh di Jawa Timur sudah mencapai 16.732 orang. Dan sampai hari ini tingkat kesembuhan di Provinsi Jawa Timur mencapai 69,38 % dibanding nasional yang mencapai 63,7%. Ini artinya tingkat kesembuhan di Jawa Timur ini sudah 5,6% di atas rata-rata nasional. “Ini adalah hasil kerja keras, serius, profesional dengan dedikasi yang luar biasa dari para dokter, tenaga medis, relawan-relawan dalam koordinasi dengan 127 rumah sakit rujukan di Jawa Timur. Kami ingin menyampaikan, dibanding Jawa Barat maupun Jawa Tengah yang memang kasusnya tidak sebanyak seperti di Jawa Timur. Ini yang di _update_ per pukul 16.00 kemarin kalau di Jawa Barat kasus total 6.995 yang sembuh 4.252. Di Jawa Tengah kasus per sore kemarin 10.151 yang sembuh 6.309. Di Jawa Timur memang kasusnya tinggi, 24.115 lalu yang sembuh 16.732.
Saya ingin menyampaikan dari kesembuhan di Jawa Timur, dibanding Jawa Barat dan Jawa Tengah, kesembuhan di Jawa Timur ini empat kali lipat dari yang Jawa Barat karena kasusnya juga cukup besar. Artinya para dokter, perawat, sanitarian, sopir-sopir _ambulance_ bekerja sangat keras. Kami akan terus berikhtiyar bagaimana menurunkan kematian. Kami bikin tim audit kematian, apa yang menjadi penyebab kematian di setiap titik. Kami sudah temukan kesimpulan bahwa penyebab tertinggi karena _komorbid_ , _komorbid_ nya kalau di Jawa Timur ini karena diabet. Nah pada posisi seperti ini tentu kami kembali ingin pesan bahwa kalau ada keluarga yang kebetulan diabet tolong dijaga betul, jangan sampai terpapar atau terkonfirmasi positif karena memang kondisi di Jawa Timur _komorbid_ ini yang menjadi penyebab kematian tertinggi, terutama karena diabet,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan sangat mengapresiasi gerakan Indonesia bermasker dan Jatim bermasker karena sebagai Pemerintah Kota Kediri sejak awal terus menggelorakan atau mengedukasi masyarakat yaitu pentingnya bermasker di era pandemi covid-19 ini dan menjaga jarak. “Kami tentu akan terus bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat khususnya PKK, TNI, Polri untuk terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya dan mesti wajib menggunakan masker di Kota Kediri serta menjaga jarak yang aman. Sehingga nanti dalam waktu dekat dan ini sudah dilakukan oleh PKK yaitu mengadakan gerakan pembagian masker di dasa wisma yaitu ke rumah-rumah.
Selain itu juga kami dengan seluruh jajaran di Pemerintah Kota maupun TNI Polri juga sudah terbiasa membagikan masker khususnya di tempat-tempat keramaian seperti di pasar, lalu di mall, jalan juga kita lakukan. Mudah-mudahan gerakan ini juga akan memperkecil resiko penularan dan penyebaran virus covid-19 ini,” jelasnya.
Terkait arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menggandeng PKK dalam gerakan ini, Walikota Kediri menuturkan bahwa peran PKK memang sangat penting karena PKK memiliki kader di setiap rumah. “Di Kota Kediri nanti kita akan menggerakkan juga, memberdayakan, pembuatan maskernya pun juga di kader-kader PKK yang ada di rumah-rumah itu nanti kita akan gerakkan jadi kerjasama dengan pemerintah daerah,” tutunya.
Walikota Kediri menambahkan, sebelumnya Kota Kediri juga sudah melakukan gerakan pembagian masker pada pertengahan bulan Maret dengan melibatkan para pengrajin tenun dan penjahit di Kota Kediri. “Pertengahan maret kita membuat pernyataan bahwa ini ada pandemi atas dasar pemerintah pusat. Lalu kita berinisiatif untuk membuat masker yang dapat digunakan ulang sehingga kami menggandeng pengrajin tenun.
Karena pada saat itu kami khawatir para pengrajin tenun dan penjahit itu kena dampak yang paling awal karena tidak ada kegiatan ekonomi sehingga kita gunakan masker kain tenun. Nah akhirnya masker itu kita pesan dengan jumlah yang sangat besar sehingga bisa kita bagikan secara langsung kepada masyarakat khususnya warga terdampak waktu itu yang dibagikan bersamaan dengan jaring pengaman sosial yang dari daerah Kota Kediri, Jadi setiap keluarga itu dapat satu atau dua,” tandasnya.
Teleconference tersebut diikuti pula oleh Para Dirjen terkait, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur dan Forkopimda Provinsi Jawa Timur.(*)