Washington, USA – Presiden Joe Biden menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk mengedepankan diplomasi ketika ketegangan antara Rusia, Ukraina dan NATO memburuk.
“Kami mendesak diplomasi sebagai jalan terbaik ke depan, tetapi dengan Rusia melanjutkan penumpukan pasukannya di sekitar Ukraina. Kami siap apa pun yang terjadi,” kata Biden seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (1/2/2022).
Pekan lalu Biden telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenski dan melanjutkan apa yang ia sebut sebagai diplomasi tanpa henti.
“Saya melakukan pembicaraan yang produktif minggu lalu dengan Presiden Zelensky, dan kami terus terlibat dalam diplomasi tanpa henti,” ujarnya.
Namun, menurut CNN, pembicaraan yang diklaim “produktif” tidak diterima dengan baik oleh mitra Biden dari Ukraina. Seorang pejabat senior Ukraina mengklaim bahwa ada pemutusan perbedaan antara risiko kedua belah pihak jika terjadi invasi Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Emily Horne menolak laporan tentang pemutusan hubungan antara Kiev dan Washington sebagai kebohongan.
Sementara itu Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa mereka telah menyiapkan paket sanksi, jika situasinya mengharuskan, yang menargetkan elit Rusia dan keluarga mereka.
Menurut Gedung Putih, target berada di atau dekat lingkaran dalam Kremlin, berperan dalam pengambilan keputusan pemerintah atau setidaknya terlibat dalam perilaku destabilisasi Kremlin. (sindonews/b)